-->

Apa yang Terjadi Setelah Tabrakan Dua Satelit di Ruang Angkasa?

Rabu, 11 Februari 2009 Leave a Comment


TABRAKAN unik antara dua satelit komunikasi membuat cemas para pakar NASA. Apa yang salah? Apa yang akan terjadi dengan semua kepingan akibat tabrakan tersebut?

Satu satelit komunikasi milik Amerika dan satu lagi milik Rusia, yang beredar mengelilingi dunia, bertabrakan. Tabrakan terjadi pada jarak 780 kilometer di atas Siberia. Satelit milik Rusia sudah lama tidak aktif, sedang satelit Amerika masih berfungsi.

Walaupun tabrakan ini merupakan peristiwa unik dalam sejarah, namun pakar ruang angkasa Govert Schilling tidak heran.


"Bila dua benda dengan kecepatan 27.000 kilometer per jam terletak pada jalur saling menyilang, maka bisa menyebabkan kecelakaan. Tapi kemungkinannya sangat kecil. Seperti dua semut berkeliling Sahara saling menabrak."

Teka-teki
Untuk mencegah kemungkinan tabrakan antara dua satelit, maka sebelum diluncurkan dibuat kesepakatan tentang jalur yang ditempuh. Kesepakatan itu tertulis dan diperiksa.

Tapi ada suatu tempat populer, terletak pada ketinggian 800 kilometer. Hampir semua satelit komunikasi dan satelit lain yang melakukan penelitian bumi, beredar pada ketinggian itu.

Karena padatnya satelit, serta banyaknya sampah di jalur tersebut, maka tempat ini salah satu tempat paling berbahaya di ruang angkasa. Ini juga tempat kecelakaan terjadi.

Di Amerika Serikat terdapat stasiun radar besar yang mengamati lebih dari 18.000 obyek di ruang angkasa. Bukan hanya satelit besar, tapi juga keping-keping kecil. Ini sekaligus juga teka-teki kecelakaan: Mengapa stasiun radar tak bisa meramalkan tabrakan itu?

Kalau meramalkan terjadinya suatu kecelakaan, maka tabrakan itu dapat dicegah, ujar Schilling. "Kalau begitu, satelit Amerika bisa dialihkan dari jalurnya untuk mencegah tabrakan. Ini sering dilakukan."

Reruntuhan
Tabrakan besar menyebabkan kumpulan reruntuhan yang perlahan-lahan menyebar. Sejauh ini terdeksi 600 keping reruntuhan, ujar Govert Schilling. "Tapi di masa mendatang, akan ditemukan lebih banyak lagi, di mana sangat berbahaya."

Sisa-sisa reruntuhan itu mengelilingi dunia dan tak bisa dialihkan jalurnya. Reruntuhan paling kecil tak dapat diamati dari bumi. "Dalam situasi terburuk, keping-keping itu bisa turun ke jalur di bawah tabrakan terjadi, sehingga membahayakan stasiun ruang angkasa internasional ISS."

Sampah serta padatnya satelit di ruang angkasa merupakan masalah makin besar. Sejak permulaan zaman antariksa, diluncurkan sekitar 6000 satelit. Setelah melakukan tugasnya, sebagian besar kembali ke atmosfer dan terbakar. Saat ini sekitar 800 satelit masih berfungsi, mengelilingi dunia.

Bahaya
Pencemaran terbesar disebabkan keping-keping reruntuhan, seperti tangki bahan bakar yang meledak, sisa satelit dan bahkan sisa-sisa cat. Sebanyak 18.000 keping reruntuhan itu terbang mengelilingi dunia.

Organisasi luar angkasa Eropa, ESA, memperingatkan bahwa apabila tidak diambil tindakan, maka dalam 50 tahun mendatang, penerbangan antariksa akan bisa sangat berbahaya. Akibat kecepatan tinggi sampah itu berpindah tempat, keping sekecil satu sentimeter pun bisa menyebabkan kerusakan luar biasa besar.

Tempat pembuangan sampah

Jalan keluar sebenarnya sangat sederhana: satelit dialihkan ke ketinggian lebih rendah dan terbakar di atmosfer, atau untuk satelit yang mengeliling dunia pada ketinggian lebih tinggi, satelit itu dialihkan ke ketinggian lebih tinggi lagi, sehingga tidak mengganggu satelit-satelit lain.

Pakar ruang angkasa bahkan berpikir tentang apa yang disebut 'safe disposal orbit', semacam tempat pembuangan sampah untuk satelit tidak berfungsi lagi.

Jelas, banyak butir akan dibicarakan pada konperensi ESA, Maret depan.rnw





0 komentar »

Leave your response!